Wajah PG Gondang Baru, sedikit berubah. Pagi itu, ketika matahari masih malu-malu menyapa hari, beberapa kesibukan sudah terlihat di salah satu pabrik gula tertua di Indonesia ini. Tidak ramai memang, karena bukan saat musim produksi gula atau lazim disebut oleh masyarakat setempat, musim giling.
Kesibukan pagi itu hanya sebatas aktivitas rutin harian para pegawai tetap di pabrik. Seperti suasana pabrik pada umumnya, Museum Gula PG Gondang Baru juga lengang. Tetapi, itu tidak mengurangi rasa penasaran masuk ke dalam. Menapaki sejarah produksi gula, mengalami masa kejayaan hingga akhirnya terseok-seok.
Museum indah ini berdiri sejak 11 September 1982, diprakarsai Gubernur Jateng saat itu Soepardjo Roestam. Tetapi, pabrik gula sudah ada sejak zaman Belanda. Tepatnya medio 1860. Pabrik gula ini merupakan satu–satunya pabrik gula di Indonesia yang masih menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya. Pendirian Museum tersebut dilandasi pertimbangan bahwa perkembangan industri dapat digunakan sebagai data untuk pengembangan lebih lanjut.
“Kalau tidak pas hari libur, pengunjungnya tak terlalu banyak. Tetapi, mereka ini adalah turis yang ingin bernostalgia. Yang paling sering turis Belanda,” ujar Bimo Satriyo, seorang staf PG Gondang Baru yang bertugas di museum gula. Omongan Bimo memang terbukti. Ketika Koran JITU baru sampai di pintu museum, empat wisatawan asal Belanda datang.
Bimo kemudian mengajak rombongan kecil ini melangkahi jengkal demi jengkal luas museum. Setelah mencatatkan nama, alamat dan membayar tiket masuk, Bimo menemani keliling museum. Di ruang pendaftaran tersebut, sudah banyak koleksi yang sayang dilewatkan. Terutama buku-buku perpustakaan yang mengoleksi buku-buku lawas asal Belanda, Jerman dan Inggris. Paling tua, ditulis pada 1890.
Ada maket pabrik gula (secara umum), beberapa toples berisi beberapa produk pabrik gula sampai limbahnya. Di ruang berikutnya, kita dapat menyaksikan maket pabrik gula Baturaja, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan. Masih di ruang yang sama, dipajang koleksi yang berhubungan dengan proses produksi gula, sejak dari masa penanaman hingga pembuatan gula.
Tak hanya alat pertanian yang digunakan dalam bercocok tanam tebu, bahkan sejumlah hama pengganggu tanaman juga dipajang. Selain itu ada mesin-mesin yang digunakan di sebuah pabrik gula (manual-modern) dan alat laboratorium. Tak jauh dari situ, terdapat meja kerja berikut peralatannya. Foto-foto kepala pabrik gula, dari pejabat pertama hingga terkini. Lalu, topi dan tongkat yang digunakan supervisor perkebunan alias sinder.
“Topi sinder ada fungsinya. Untuk mengukur kedalaman saluran air di bedengan tempat menanam tebu. Kalau dicek sinder dan ketahuan kurang dalam, pekerjanya dimarahi. Ujung tongkat lancip, bisa berfungsi untuk membunuh ular,” kata Bimo.
Para turis Belanda itu pun takjub mendengar penjelasan Bimo. Mereka juga terkesan dengan berbagai benda bersejarah di Museum Gula PG Gondang Baru ini. “Saya ke sini sedang berlibur. Suka sih melihat pabrik gula. Apalagi, saya dulu lahir di Pati dan pernah lama tinggal di Indonesia,” kata Lusi, warga Belanda itu dalam Bahasa Inggris dan kadang-kadang Bahasa Indonesia.
Saat melihat koleksi museum yang dibuat di negerinya, Lusi dan tiga temannya geleng-geleng kepala. Mereka lantas ngobrol berbahasa Belanda dengan wajah kagum. Lusi lalu berkomentar singkat. “Good…good, ini luar biasa,” ujarnya sambil tersenyum. Di luar museum, koleksinya tak kalah dengan di dalam museum.
Tak jauh dari pintu masuk, ada alat pembuat gula tradisional. Alat ini masih manual dan mampu menghasilkan gula yang secara fisik bentuknya mirip gula Jawa. Menoleh sedikit, ada pemandangan yang membuat pengunjung bakal tersenyum simpul. PG Gondang Baru ternyata memiliki kereta uap. Kereta ini dijuluki Simbah. Konon dibuat oleh Backer dan Rubb Prada Nederland, 1889.
Kalau mau fasilitas hiburan juga ada. Lebaran lalu, manajemen PG Gondang Baru me-launching Green Park, sebuah taman bermain untuk keluarga. Area bermain ini menyediakan kolam renang, flaying fox, permainan berjuluk spider web, marine brigde dan replika sungai.
Usai mengulang sejarah kejayaan PG Gondang Baru, pasti sekadar minum atau makan siang. Tak perlu khawatir atau harus keluar lokasi. Di dalam PG Gondang Baru, sudah tersedia lengkap makanan dan minuman berbagai jenis. Lokasinya pun nyaman dan sejuk. Cukup menjadi penghapus penat setelah beraktivitas sepekan penuh. (den)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar